Minggu, 01 Mei 2011

PERAN PERAWAT DALAM GADAR

Peran Perawat dalam Pelayanan Kegawatdaruratan
Pada masa sekarang telah terjadi perkembangan peran perawat dalam mengemban tugas dari tingkat basic nursing yang paling dasar menuju keperawatan modern yang kompleks. Dalam pelayanan kegawatdaruratan teradapat 3 bidang peran perawat yang meliputi :

1. Caring Role, memelihara pasien dan menciptakan lingkungan biologis, psikologis, sosial yang berperan dalam penyembuhan. Lebih rinci Caring Role dapat dijabarkan antara lain sebagai berikut :

a. Memeriksa keadaan pasien secara biologis
Dalam pelaksanan asuhan keperawatan pada pasien gawat darurat digunakan pendekatan proses keperawatan sesuai prioritas kegawatannya. Urutan prioritas gawat darurat meliputi :
A = Airway
B = Breathing
C = Circulation
D = Disability
E = Exposure
Penilaian Airway untuk mengetahui kondisi jalan napas bebas atau keadaan tersumbat dapat diketahui dengan cara :
1) Lihat
Lihat gerak napas, pengembangan dada, gerak dada dan gerak perut adakah retraksi intercostae suprasternal, napas cuping hidung. Apakah terdapat agitasi (penurunan kesadaran). Ada tidaknya pergerakan dada dan perut waktu bernapas.
2) Dengar
Komponen yang dinilai antara lain apakah terdapat snooring (dengkuran karena lidah yang menutup orofaring), gurgling (kumuran karena sekret, darah/muntahan), crowing stridor (siulan penyempitan jalan napas karena spasme, odema/pendesakan.
3) Raba
Apakah ada atau tidak hawa napas pasien pada saat ekspirasi, kemudian ada tidaknya getaran leher waktu bernapas. Jika ada getaran berarti terdapat sumbatan parsial ringan. Raba apakah terdapat fraktur maksilo fasial.
Dalam penilaian breathing yang sangat penting untuk diperhatikan antara lain yaitu suara napasnya bersih atau tidak, napasnya adekuat atau tidak kemudian respiration ratenya normal atau tidak. Ini dapat dinilai dengan cara :
1) Lihat
Yang dinilai adalah antara lain cyanosis, kesimetrisan pergerakan dada, tachipnea, distensi vena leher, paralisis otot napas, status mental pasien dan apakah terdapat jejas di daerah dada.
2) Dengar
Suara napas pasien seperti stridor, wheezing, penurunan suara napas.
3) Raba
Rasakan hawa ekspirasi pasien, ada tidaknya emfisema subcutis, faktur costae (krepitasi/terderness/nyeri), deviasi cidera.
Penilaian circulation dapat dilakukan dengan meraba nadi radialis, kalau perlu raba nadi karotis, kemudian nilai frekuensi, irama dan kekuatan nadi tersebut. Raba dan lihat perfusi perifer, apabila normal maka akan terasa hangat merah kering. Cek capillary refill yang dalam keadaan normal akan kurang dari 2 detik, turgor kulit dan cekungan mata. Menilai tingkat dehidrasi, produksi urine dan komposisi cairan.

b. Wawancara menampung keluhan pasien, memberi petunjuk, penyuluhan, pendidikan serta empati untuk meringankan penderitaan/penyakit serta mempercepat kesembuhan.
c. Membantu pasien menyelenggarakan kegiatan normal seperti makan, minum, personal hygiene.
d. Menciptakan lingkungan biospikososialspiritual yang menunjang proses penyembuhan.

2. Coordinating Role, antara lain meliputi :
a. Mengatur jadwal tindakan diagnostik (EKG, x-ray, laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya).
b. Mengatur pengobatan (penjadualan puasa, jadwal minum obat, jadwal makan).
c. Administrasi keuangan, pelaporan, pengawasan.
d. Pengawasan/supervisi sesama perawat (peer-audit) maupun tenaga pembantu dan tenaga penunjang perawatan.

3. Therapeutic Role, adalah peran tidak mandiri atau disebut ”dependent role”, karena merupakan tugas limpah dari dokter. Jelas bahwa tugas ini tidak dapat dilimpahkan lagi oleh perawat selaku penerima tugas limpah dari dokter kepada pihak ketiga seperti TPP, POS dan sebagainya. Begitupun dalam hal tanggung jawab maupun pelaksanaannya.
Therapeutic role, meliputi memberikan obat, menyuntikkan obat, memberikan infus, mengatur cairan, mengatur penggantian cairan, menghitung balance cairan, mengganti bebat luka, merawat luka, angkat jahitan, memasang infus perifer, melepas infus perifer/sentral, mengambil sampel darah, memberikan oksigen dan nebulasi, melakukan suction trachea/tracheostomy, memasang jalan napas buatan oral/nasal, memasang pipa lambung dan spoeling, merawat SB-tube dan spoeling, melakukan pengawasan asepsis, sterilisasi peralatan. (Widiasih, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar